Semarang, 7 Mei 2025 — Upaya kolaboratif antara pelaku usaha dan organisasi lingkungan semakin mendapat tempat dalam strategi keberlanjutan. Program Corporatree besutan LindungiHutan kini menjangkau lebih banyak mitra brand yang menggabungkan aksi tanam pohon ke dalam produk atau layanan mereka. Model ini membuka jalan baru bagi perusahaan untuk tidak hanya membangun merek yang bertanggung jawab, tetapi juga memberikan kontribusi langsung terhadap pemulihan ekosistem.
Melalui Corporatree, LindungiHutan telah bekerja sama dengan lebih dari 590 perusahaan untuk menanam hampir satu juta pohon di berbagai lokasi rawan abrasi, seperti pesisir utara Jawa. Salah satu area yang menjadi prioritas adalah pesisir Semarang, tempat abrasi yang telah kehilangan garis pantai hingga 4,8 kilometer dalam dua dekade terakhir (Bappenas, 2022). Penanaman pohon, terutama mangrove Rhizophora, disebut menjadi intervensi berbasis alam yang efektif untuk memitigasi dampak tersebut.
“Corporatree bukan semata program tanam pohon, melainkan cara baru perusahaan membangun koneksi emosional dengan konsumennya, melalui kontribusi yang bisa dilihat, diukur, dan dirasakan dampaknya,” ujar Miftachur “Ben” Robani, CEO LindungiHutan. Ia menambahkan bahwa bentuk kolaborasi ini memberi ruang bagi dunia usaha untuk terlibat dalam solusi iklim secara langsung, bukan hanya simbolik.
Program ini juga membawa nilai tambah bagi masyarakat lokal. Penanaman yang dilakukan bersama petani mitra telah mendorong peningkatan pendapatan hingga 20% lebih dalam beberapa kampanye terakhir. Selain aspek sosial, laporan dampak menunjukkan bahwa satu pohon mangrove dewasa dapat menyerap hingga 2.700 kg CO₂e per tahun. Total karbon yang terserap dari kolaborasi berbagai perusahaan melalui Corporatree kini telah mencapai lebih dari 17.000 kg CO₂e.
Menurut Aminul Ichsan, Kepala Yayasan LindungiHutan, salah satu kekuatan program ini adalah transparansi. “Kami menggunakan sistem digital monitoring, sehingga publik dan mitra bisa memantau pertumbuhan pohon serta perkembangan dampaknya secara real time,” jelasnya.
Kampanye seperti “1 Produk, 1 Pohon” telah terbukti mendorong loyalitas pelanggan dan meningkatkan nilai merek. Menurut survei Nielsen, 73% konsumen global menyatakan bersedia membayar lebih untuk produk dari brand yang peduli lingkungan.
Program ini tidak mengandalkan popularitas merek, tetapi justru mengutamakan keterlibatan yang bermakna. Brand yang tergabung berasal dari berbagai sektor, dari FMCG hingga teknologi, yang masing-masing menjalankan aktivasi berbeda, baik melalui bundling produk, insentif loyalitas, maupun CSR terpadu.
Dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap krisis iklim, inisiatif seperti Corporatree menjadi relevan dan adaptif terhadap perubahan zaman. Selain menjadi instrumen branding, kolaborasi ini telah membentuk ekosistem aksi lingkungan yang terukur, kolaboratif, dan berbasis dampak nyata.
Artikel ini juga tayang di vritimes